Rabu, 25 Maret 2015

Simbiosis iri hati versi 2

Assalamualaikum!

Hai, blogs..
Saat ini, saat gue menulis kalimat ini, waktu menunjukan pukul 11.54 pm. It means sebentar lagi tengah malam. Yeay!

Ada apa dengan tengah malam? Gak ada apa-apa sih. Biasa aja sebenernya. Tapi gue jarang blogging tengah malam. Ngantuk. Capek. Mau nyari seseorang di mimpi. Orang di mimpi gue udah banyak. Udah ada 15 orang kayaknya deh. Tapi gue gak peduli lagi. Biarkanlah mereka menjadi bunga tidur gue.

Anyway, orang di mimpi itu gak ada hubungannya sama post kali ini. Soalnya gue lagi pengen sharing perspektif gue tentang hal yang harus tapi belum gue kuasai. Yaitu simbiosis iri hati. Udah baca yg sebelumnya? Yg versi 1 itu loh. Kalo udah, ini versi 2nya. Simak yap!

Simbiosis iri hati itu tentang perspektif gue terhadap orang-orang di sekitar gue. Tentang rasa iri yg ada di hati manusia. Di hati kita. Wajarkah bagi kita memiliki rasa iri? Wajar. Tapi gak boleh dimaklumin. Karena rasa iri adalah penyakit hati. Harus diobati dengan cara bersyukur. Gue udah bilang begitu di simbiosis iri hati versi 1 dulu. Gue tekanin lagi di awal post ini dan akan gue tambahkan di bagian akhir nanti.


Gini, blogs. Akhir-akhir ini kehidupan kampus gue sedang cukup sibuk. Walau gak sesibuk semester lalu tapi tetep lumayan. Soalnya tugasnya tetap banyak. Apalagi ada 1 praktikum yg menjadi benang kusut di jurusan gue saat ini. Praktikumnya yg ngajar tuh asisten jurusan lain, yaitu geofis. Well, dibilang ribet sih emang ribet. Tapi menurut gue biasa aja. Yg bikin ribet itu aturannya. Ketat dan mengancam.

Peraturannya itu ada acc tugas h-2 praktikum. Pengumpulan tugas h-1. Pengumpulan tugas dan acc itu ada batas waktunya sampe jam 10 malem. Padahal biasanya jurusan gue kalo acc boleh sampe jam 3 atau bahkan subuh. Terus dilarang copas. Copas = nilai 0. Copas 2x akan dinyatakan gugur. Means ngulang tahun depan. Terus ada format laporan yg cukup merepotkan temen-temen gue. Iya, temen-temen gue. Gue nggak.

Jadwal praktikumnya kan ada hari jumat sama hari sabtu. Gue kebagian hari sabtu. Jadi hari sabtu gue harus kuliah untuk praktikum. Libur gue kepotong? Jelaslah. Temen gue yg dapet hari jumat itu udah pada seneng. Awalnya. Mereka bilang, "untung gue ngambil hari jumat jadi sabtu bisa liburan. Bisa istirahat". Itu pas sebelum praktikumnya dimulai. Dengan statement begitu pasti ngebuat yg dapet hari sabtu iri. 

Tapi semua berubah saat praktikum dimulai dan aturan ketatnya diterapkan. Statement dari mereka yg dapet jadwal hari jumat berubah. Mereka bilang, "Lo enak dapet hari sabtu. Masih bisa santai sedikit. Gue udah harus selesain tugasnya hari rabu. Mana gue gak paham tugasnya lagi." Semacam itu. Rasa iri di hati mulai berputar. Kita yg tadinya iri ke mereka, sekarang malah mereka yg iri ke kita.

Gak cuma di praktikum, di kuliah biasa juga. Berikut beberapa dialog tentang rasa iri hati yg sering gue dengar di kampus.
A: "lo abis ini kuliah apa?"
B: "gak ada. Udah tinggal pulang."
A: "enak banget. Jadwal gue full sampe sore"

Padahal jadwal si B cuma selow hari itu doang. Hari lainnya full.

Terus ini..
B: "lo udah ngerjain tugas matkul x?"
A: "gue gak dikasih tugas itu. Dosen kita beda"
B: "Ih curang. Dosen gue tiap minggu ada tugas dan quiz"

Sejenis gitu. Mereka saling iri satu sama lain. Kata-kata "enak banget" dan "ih curang" dalam dialog singkat itu really annoying buat gue. I mean, rejeki tiap orang kan beda. Masa mau iri sama rejeki atau kemudahan hidup orang lain melulu?

Ada lagi, blogs. Misalnya kamu jago di suatu bidang. Anggaplah dibidang akademik. Kamu selalu bisa menjawab pertanyaan dari dosen. Nilaimu bagus. Ipkmu tinggi. Sampai temen-temen kamu bilang, "elo sih enak, udah pinter. Buat ngerjain ujian mah gak perlu belajar. Lah gue? Gak ngerti apa-apa. Coba otak gue kayak elo". Pernah gak kayak gitu? Gue pernah dan gue bosen dengan statement semacam itu.  

I'll tell you, orang-orang selalu iri dengan kemudahan kita tanpa tau jerih payah kita. Kalau memang ingin diberi kemudahan, kenapa gak berusaha sejak awal? Kenapa cuma meratapi nasib dan iri melihat keberhasilan orang lain? Pada akhirnya takdir tetap akan dijalani. So, kenapa harus menjalaninya sambil mengeluh? Buang-buang tenaga aja.
Kan sudah dikasih tau,

"Sesungguhnya setelah kesulitan, pasti ada kemudahan. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan" - Q.S al insyirah ayat 5-6.

Jadi daripada memenuhi diri dengan sifat iri dan pikiran negatif, mending berusaha melewati kesulitan sepenuh hati untuk menggapai kemudahan kelak.

Itu tadi masalah yg ada di kampus dan sekitar gue. Sekarang masalah iri di dalam diri gue. Sebagai manusia, tentu gue juga punya sifat iri. Wajar tapi gak boleh dimaklumin. Bukan gak boleh dimaklumin juga sih. Lebih kayak harus dikendalikan.

Jadi gini, gue sering iri sama orang-orang yang memiliki kemampuan hebat. Orang yang jago di berbagai bidang. Gue iri sama orang yang supel. Gue iri sama mereka yg ekstrovert dan mudah bergaul. Sebagai seorang introvert yang hidupnya sedikit datar, gue ngerasa... Diri gue sangat lemah dibanding mereka. Jauh dibawah mereka. Saat bersama mereka, awalnya gue segan. Kemudian berubah agak sungkan. Berikutnya menjadi enggan. Kenapa? Karena rasa iri itu. Gue pengen bisa seperti mereka. 

Saat gue dengerin cerita atau kisah dari orang-orang yg udah berhasil itu juga bikin iri. Misalnya waktu gue dengerin cerita temen-temen yg masuk kedinasan dan sekarang udah kerja. Gue sering ngerasa jalan gue salah. Karena gue ngerasa ilmu gue gak sebanding dengan mereka. Walaupun kami seumuran. Aneh gak sih? Kamu pernah mengalami hal ini juga nggak?

Gue sering membandingkan kisah hidup gue dengan orang-orang di sekitar gue. Well, kisah gue gak jelek-jelek banget sih. Tapi rasanya dataaaar banget. Gak ada drama percintaan remaja yang ganti-ganti pasangan melulu. Gak ada konflik rebutan harta gono-gini. Jarang ada petualangan pergi ke tempat alam sama teman-teman. Rutinitas gue paling ngerjain tugas, tidur, makan, nonton film, jalan-jalan, bengong, menikmati matahari pagi atau ngeliatin hujan. Dan semua itu kerap kali gue lakukan seorang diri. Sebenernya ada urf. Tapi kan kalo sama dia tetep aja dihitungnya gue sendirian -____-

Namun pada suatu hari.. Di hari yang hangat menyengat.. Saat gue memikirkan dan membandingkan hidup gue yg datar dengan hidup orang lain yg lebih seru, gue teringat tentang simbiosis iri hati yang pertama. Kita mungkin iri dengan hidup orang lain. Tapi di luar sana ada orang yang iri dengan hidup kita. Karena itu kita harus selalu bersyukur.Benar, blogs. Jalan hidup semua orang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Kita gak seharusnya mengeluh.

Terus gue juga nonton anime tentang seorang introvert yg dibenci 1 sekolah karena sudut pandangnya berbeda. Padahal dengan sudut pandangnya, dia bisa menyelesaikan banyak masalah walaupun caranya berbeda dengan orang lain. Judul animenya My Teen Romantic Comedy snafu. Kalo di bahasa jepang gue gak tau apa namanya.

Jadi anime itu menceritakan seorang aloner bernama Hikigaya yang udah expert banget soal masalah kehidupan remaja. Karena selalu sendirian, dia sering memperhatikan tingkah laku manusia di sekitarnya. Dia jadi paham tentang kebiasaan manusia, dan semua hal yg kita sebut drama. Ada banyak pelajaran keren dari anime itu. Salah satu pelajaran yg gue dapet adalah... Siapa pun dirimu, seperti apa pun hidupmu jadilah seorang expert dibidangmu.

Menurut gue maksudnya adalah kita gak seharusnya menjalani hidup setengah hati. Baik kita seorang introvert atau ekstrovert, akademisi atau praktisi, pahlawan atau penjahat kita harus jadi expert dibidang kita. Misalnya, gue kan mahasiswa jurusan teknik geologi nih, gue gak seharusnya iri sama sama mahasiswa lain dari jurusan kedokteran. soalnya kan bidangnya emang beda. Gue gak seharusnya merasa kalah oleh orang yang lebih berpengalaman di bidang lain. itu memang bidang mereka. so, wajar aja kalo kita gak sekeren mereka (dalam bidang tersebut). mereka juga gak sekeren kita kalau menyangkut bidang kita. kita punya kelebihan dan kita juga punya kelemahan. kelebihan kita adalah kelemahan bagi orang lain. kelebihan orang lain adalah kelemahan bagi kita. itu perlu untuk disyukuri. karena jika tidak ada yang menyerang sisi lemah kita, bagaimana kita akan menjadi kuat?

you know, sebagai manusia rasanya gak mungkin kita mendapatkan segalanya dan menguasai semuanya. karena semuanya berada dalam keseimbangan. ada jahat ada baik, ada kemenangan ada kekalahan, kita bisa mendapatkan kita juga bisa kehilangan. Karena itu semua penjahat yang ingin menguasai dunia selalu kalah. 

sebagai seorang yang lebih sering menyendiri harusnya gue juga bisa menjadi expert. Gue lebih punya banyak waktu untuk berkarya dan menuliskan pemikiran gue di sini. Berbeda dengan mereka yang menghabiskan waktu bersama dengan orang lain. Dengan lebih banyak merenung, gue harus lebih bisa memahami hidup ini. Mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya mungkin lebih banyak mendapat pengalaman. tapi gue juga belajar... 

Tidak mengalami apa yang dialami orang lain juga merupakan pengalaman berharga. 

soooo, blogs! 
lewat post ini gue ingin mengajak kamu-kamu semua untuk tidak selalu memandang kehidupan orang lain lebih baik darimu. gue ingin kamu yang minder dengan hidupmu untuk tidak mengeluh. Karena di luar sana masih banyak orang yang merasa nasibnya tidak seberuntung kamu. tolong jangan menambah untaian rantai rendah diri tersebut. Kamu harus memutusnya dengan cara bersyukur. ingatlah untuk selalu mensyukuri hidupmu. jika kamu bersyukur, nikmatmu akan ditambahkan oleh Allah SWT.

Okay, blogs.. itu aja yang mau gue sampaikan. semoga kita mendapat pelajaran dari simbiosi iri hati ini. jujur, gue belum bisa mempraktekan ini secara utuh. gue masih punya rasa iri. makanya gue pengen belajar ini lagi untuk selalu gue inget. biar gue bisa selalu mensyukuri apapun yang gue jalani di hidup gue ini.

well, berhubung sudah malam dan gue lelah, gue sudahi saja dengan sebuah pertanyaan sebagai penutup ya.
 
simple aja:

Sudahkah Kamu Bersyukur Hari Ini?

assalamualaikum :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented